Saturday, 11 February 2017

Siapakah Ulama itu?


 Renungan Bagi Yang Mengaku Ulama & Diulamakan

    
Oleh: Ustadz Qutaibah

(Manjanik.net) – Para pembaca situs online Manjanik.net yang dirahmati Allah, akhir-akhir ini masyarakat khususnya umat Islam sering disuguhi aksi-aksi dengan tema “Bela Islam”, “Bela Ulama”, “Bela Quran” dan tema-tema yang semisal.

Secara bahasa, hal itu sangat bagus dan perlu untuk dilakukan oleh setiap Muslim. Karena pada hakikatnya, membela kehormatan seorang ulama, membela Al-Qur’an apalagi membela Islam hukumnya memang wajib bagi setiap Muslim. Namun realita dan realiasasinya, pembelaan tersebut tidak semata-mata ditujukan untuk membela ketiganya, dalam artian ada motif lain yang melatarbelakanginya.

Sebagai contoh adalah Bela Islam dan Bela Quran. Ketika ada seseorang yang melakukan penistaan dan penodaan agama, umat diajak berbondong-bondong untuk membelanya dengan mengerahkan massa yang jumlahnya jutaan. Akan tetapi disisi lain ketika Al-Qur’an ini dilecehkan dan dinistakan sudah sekian lama karena tidak diamalkan dalam praktek bernegara, mereka seolah tenang-tenang saja dan tidak melakukan aksi yang serupa.

Lalu terkait ulama, siapakah yang disebut ulama itu?? Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala telah menjelaskan siapakah ulama itu,

وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ﴿٢٨﴾

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Fathir 35 : 28)

Syaikh Marwan Hadi rahimahullah juga telah mendefinisikan siapakah ulama itu dalam sebuah syair terkenalnya. Berikut ini syairnya sebagai sebuah renungan bagi yang mengaku ulama dan diulamakan:

Siapakah Ulama Itu?

Akhi… Ya akhi… Siapakah ulama itu?

Apakah ia seorang yang selalu tidur di malam hari?

Apakah ia seorang yang jauh dari petunjuk?

Sehingga terlihat mendekat kepada thogut..

Apakah ia seorang yang sopan kepada musuh…?

Tapi justru memerangi orang orang bertaqwa?

Apakah ia yang mengumpulkan potongan roti.

Di depan pintu-pintu istana thawaghit..?

Yang selalu bermakar untuk membasmi para Da’i?

Maka jangan sekali kali engkau sholat di belakangnya!

Yang bersembunyi di balik baju taqwa.

Padahal sejatinya anjing thogut yang angkuh?

Apakah ia seorang yang membai’at orang orang dholim.

Dan tertawa bersama orang hina lagi terlaknat..?

Yang berfatwa demi mengaburkan kekafiran.

Dan memcampur adukkan yang haq dan kedholiman.

Yang menyesatkan manusia, yang meruntuhkan din.

Yang memenuhi perut dan temboloknya dengan lemak.

Yang ikut membuat hukum di parlemen.

Dengan saling mencurangi dan syirik modern.

Yang mengumpulkan manusia, yang menghimpun jin.

Demi memperoleh kursi palsu lagi hina.

Yang tertawa girang dan hina.

Demi mengumpulkan uang dan kerendahan.

Yang melahap piring dengan rakus.

Padahal anak anak saudara kita kelaparan.

Yang tertawa gila terbahak bahak.

Padahal saudara-saudara kita tersiksa di sel-sel penjara?

Maka sial dan celakahlah bagi setiap penghianat.

Yang menjual surga dengan barang murahan.

Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah berkata, “Nanti di akhir zaman akan banyak ulama yang membingungkan umat, sehingga umat bingung memilih mana ulama Warosatul Anbiya’ (penerus Nabi) dan mana ulama Suu’ (buruk) yang menyesatkan umat”.

Maka Imam Syafi’i mengatakan, “Carilah ulama yang paling di benci oleh orang-orang KAFIR dan orang MUNAFIK, dan jadikanlah ia sebagai ulama yang membimbingmu, dan jauhilah ulama yang dekat dengan orang KAFIR dan MUNAFIK karena ia akan menyesatkanmu, menjauhimu dari keridhoan Allah”.

Maka sekarang ini, pilihan ada di tangan Anda semua untuk mengikuti siapa yang betul-betul pantas disebut ulama dan yang hanya mengaku-ngaku ulama saja. 

Karena ulama yang sesungguhnya adalah ia yang teguh memegang aqidah tauhid serta konnsisten dalam menerapkan Al-Wala’ wal-Bara’ serta konsisten dalam bersabar diatasnya dan mengamalkannya. 

Wallahu a’lam..


Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Post a Comment

 
back to top