Friday, 27 January 2017

-Bani Tsaqif- Lawan Jadi Kawan


Awalnya mengusir bahkan melempari Rasulullah hingga berdarah-darah.
Belakangan menjadi Muslim terbaik.


Setelah meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah RA, tekanan kaum kafir Quraisy di Makkah terhadap umat Islam semakin terbuka. Mereka tidak segan-segan menyiksa dan membunuh pengikut Rasulullah SAW. Rasulullah SAW merasa sedih. Muncullah berkeinginan untuk hijrah ke Thaif. Kota ini terletak kurang lebih 65 km di sebelah tenggara kota Makkah. Udaranya sejuk dan tanahnya subur. Ketika itu, Thaif termasuk kota yang ramai selain Makkah. Bahkan jumlah penduduknya paling besar. Mereka adalah Bani Tsaqif, terdiri atas dua suku, yaitu Bani Ahlaf dan Bani Malik.
Bani Ahlaf menguasai bidang diplomasi, militer, dan penyembahan berhala. Dari suku ini juga lahir penyair-penyair besar yang biasa tampil pada festival tahunan Ukaz. Sedangkan Bani Malik menguasai bidang ekonomi dan pertanahan sebagai tuan-tuan tanah. Rasululah SAW berhijrah ke kota ini dengan harapan mendapat sambutan dan dukungan dari para tokoh yang masih ada hubungan kekerabatan dengan beliau. Jika bisa diterima, maka kaum Muslimin akan diajak hijrah ke Thaif.

Rupanya harapan itu meleset. Beberapa tokoh yang ditemui Rasulullah SAW bukannya menyambut baik, malah menolak mentah-mentah. Mereka mengingkari kenabian Muhammad. Menurut mereka, seorang yang diutus menjadi Rasul itu hendaklah seorang yang kaya dan berpengaruh. Tidak cukup menolak, penduduk Thaif bahkan mengusir dan melempari Nabi Muhammad SAW dengan batu hingga tubuh mulia itu berdarah-darah. Rasulullah SAW kemudian meninggalkan wilayah tesebut. Sampai di sebuah pohon, Rasulullah beristirahat sambil membersihkan luka-lukanya. Saat itulah Malaikat Jibril bersama Malaikat penjaga gunung menawarkan diri untuk menumpahkan gunung ke Bani Tsaqif jika Nabi menghendaki. Namun tawaran itu ditolak seraya Rasulullah berdoa semoga anak keturunan Bani Tsaqif mendapat hidayah. (Riwayat Bukhari)

Doa Rasulullah SAW kelak di kemudian hari dikabulkan oleh Allah SWT. Ini dimulai ketika kaum Muslimin berhasil menaklukkan kota Makkah. Penaklukan tersebut benar-benar mengubah konstelasi sosial di Jazirah Arab. Banyak sekali kabilah Arab yang dahulunya memusuhi Rasulullah di Madinah kemudian berubah haluan. Salah satu kabilah yang memilih berafiliasi dengan Madinah adalah Bani Tsaqif. Kabilah Tsaqif mengirimkan beberapa orang utusan di bawah pimpinan Kiananah bin Abdul Yalil ke Madinah guna menyampaikan maksud keislaman mereka. Tidak jauh dari Madinah, mereka bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Mughirah bin Syu'bah, yang juga dari kabilah Tsaqif. Mughirah sangat senang. Ia pun sedikit mengajari mereka ajaran Islam sebelum bertemu dengan Rasulullah nantinya.

Masuk ke Madinah, utusan kabilah Tsaqif langsung menuju ke masjid, kemudian mendirikan tenda di sekitarnya. Rasulullah SAW merasa senang mengetahui maksud kedatangan mereka. Setiap selesai shalat Isya', beliau menemui mereka untuk mengajarkan Islam. Di antara utusan itu adaa yang begitu antusias belajar Islam, yakni Utsman bin Abul Ash. Dia adalah yang paling muda di antara utusan-utusan yang lainnya. Dikisahkan, ia selalu terlambat di majelis Rasulullah SAW. Ketika orang-orang pulang ia baru datang menemui beliau. Apabila ia mendapati Rasullah sudah tertidur maka, maka Utsman menemui Abu Bakar RA. Setelah beberapa hari bersama Rasulullah SAW dan tinggal di sekitar mesjid, para utusan kabilah Tsaqif mulai memahami ajaran Islam. Mereka akhirnya mentap memeluk agama yang menentramkan ini.

Penghancuran Berhala
Bani Tsaqif  adalah penyembah berhala. Salah satu yang terkenal di Thaif dan amat dimuliakan oleh mereka adalah patung Latta. Sebelum kembali ke Thaif, delegasi dari Bani Tsaqif meminta agar Rasulullah SAW mengizinkan mereka untuk sementara tidak menghancurkan patung itu. Mereka minta waktu sekitar tiga tahun. Mengapa begitu? Jika langsung mendakwahkan Islam, mereka khawatir akan dicela oleh keluarga dan kaumnya. Lebih baik kaumnya diajari Islam secara benar terlebih dahulu, sehingga dengan sendirinya akan menghancurkan patung-patung itu. Karakter Bani Tsaqif dikenal temperamental dan kasar. Perlakuan mereka terhadap Rasulullah SAW, mengusir dan melempari dengan batu hingga berdarah-darah adalah contoh nyata gambaran sifat itu. Salah satu tokoh Bani Tsaqif adalah Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi. Begitu memeluk agama Islam, ia langsung kembali ke kampung dan menyeru kaumnya agar mengikuti ajaran Islam. Sebagai tokoh yang disegani, dia optimis warga akan menaati dan menuruti. Ternyata orang-orang justru marah dan menghujaninya dengan anak panah. Akhirnya Urwah tewas.
Permintaan jeda waktu berdakwah itu rupanya ditolak oleh Rasulullah SAW. Bahkan Rasulullah menunjuk salah satu di antara mereka -Utsman bin Abul Ash- untuk menghancurkan Latta. Rasulullah SAW juga mengirim beberapa orang sahabatnya untuk bersama-sama ke Thaif. Rombongan ini dipimpin oleh Khalid bin al-Walid. Ikut pula Mughirah bin Syu'bah dan Abu Sufyan bin Harb. Sampai di Thaif, rencana penghancuran berhala segera dilakukan. Al-Mughirah berdiri dengan membawa dua kapak seraya berkata, "Demi Allah, sungguh aku akan membuat kalian (pasukan Muslim) menertawakan Bani Tsaqif!"
Al-Mughirah langsung memukulkan kapaknya sekuat tenaga ke berhala Latta. Ternyata dia malah jatuh tersungkur. Melihat kejadian itu, penduduk Thaif bersorah, "Semoga tuhan menyingkirkan al-Mughirah. Semoga berhala itu membunuhnya!" Seketika itu al-Mughirah melompat dan menjawab, "Celakalah kalian! Sesungguhnya berhala itu hanyalah onggokan batu dan tanah liat." Al-Mughirah kemudian memukul pintu bangunan tempat berhala dan menghancurkannya. Ia kemudian menaiki pagar tertinggi lantas menyeru para sahabatnya untuk bersama-sama mengahncurkan patung tersebut hingga rata dengan tanah. Para sahabat Nabi SAW kemudian menggali pondasi dan mengeluarkan segala bentuk hiasan dan pernak-perniknya. Beberapa orang wanita kabilah Tsaqif yang menyaksikan penghancuran itu menangis histeris. Namun itu tidak berlangsung lama. Setelah Latta dan berhala-berhala lain hancur, mereka hanya bisa diam seribu kata.
Sejak saat itu masyarakat Thaif menjadi sahabat, mitra, dan memeluk Islam. Bahkan di mata para sahabat, Bani Tsaqif dianggap sebagai kaum Muslim yang terbaik dan terbesar waktu itu.

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Post a Comment

 
back to top