Friday, 27 January 2017

Orang Yang Bangkrut



"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri." (al-Isra' [17] :7)


Dalam sebuah Hadits dari Abu Hurairah SA, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, "Tahukah kalian orang yang bangkrut itu?" Salah seorang sahabat menjawab, "Bagi kami, orang yang bangkrut adalah mereka yang kehilangan harta dan seluruh miliknya." 
Rasulullah SAW menjelaskan, "Bukan. Orang yang bangkrut adalah mereka yang datang pada Hari Kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, zakat, dan hajinya. Akan tetapi ketika pahala-pahala itu ditimbang, datanglah orang-orang yang mengadu, 'Ya Allah, dahulu ia pernah menuduhku berbuat sesuatu yang tidak pernah aku perbuat.' Atas pengaduan itu Allah lalu memerintahkan agar orang tersebut membayar dengan sebagian pahalanya.
"Kemudian datanglah orang lain yang mengadu, 'Ya Allah, ia pernah mengambil hakku dengan sewenang-wenang.' Lalu Allah memerintahkan lagi membayar dengan pahalanya kepada orang yang mengadu itu"
"Setelah itu datang lagi orang lain dengan aduan yang berbeda, sampai akhirnya seluruh shalat, puasa, dan hajinya habis dipakai untuk membayar orang-orang yang haknya pernah dirampas, yang pernah disakiti hatinya, ataupun yang pernah dituduh tanpa bukti yang benar."
"Kini pahalanya tidak lagi tersisa, sebab semua telah habis dipakai untuk membayar atas perbuatan zhalim yang dilakukannya semasa hidup di dunia. Sementara itu, masih terdapat antrian orang yang mengadu di belakangnya. Untuk menebusnya, maka Allah memutuskan agar dosa orang mengadu itu dipindahkan kepadanya sebagai utusan atas kesalahan yang dilakukannya semasa hidup di dunia."

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari penjelasan Nabi SAW tersebut, di antaranya :
Pertama, para ahli ibadah hendaknya tidak berpuas diri dengan tabungan amalnya. Bisa jadi "ATM"-nya nanti justru terkuras habis untuk membayar utang akibat perilaku kezhaliman dan menyakiti hati orang lain.
Kedua, jika orang yang membawa bekal pahala shalat, puasa, zakat dan hajinya bisa jatuh bangkrut, apalagi orang yang datang tanpa membawa bekal pahala sama sekali. Tidak saja terancam bangkrut, tapi celaka dan terlaknat.
Ketiga, Allah Yang Maha Adil akan memperhitungkan segala amal perbuatan  manusia, sekecil apapun timbangannya.
Keempat,  setiap kezhaliman orang lain pada diri kita akan menjadi tabungan uang kelak bisa ditagih di Hari Kiamat. Jika ada orang yang memfitnah, bersabarlah, karena itu akan menjadi tabungan di akhirat. Jika ada yang menyakiti hati, bersabarlah, sebab hal tersebut akan menjadi tambahan timbangan amal kebaikan kita.
Kelima, jika kita ingin melangkah ke akhirat dengan cukup ringan tanpa banyak memikul beban, maka titipkanlah bekal tersebut kepada orang lain.
Ali bin Abi Thalib RA pernah ditanya, bagaimana cara menitipkan bekal kepada orang lain? Beliau menjawab, "Ketahuilah bahwa tidak ada utang yang tidak dibayar. Bila seseorang menyakiti hatimu, maka ia harus membayarnya nanti dengan pahalanya. Begitu juga ketika seseorang memfitnahmu, maka ia harus membayar kejahatannya dengan pahalanya. Itulah cara praktis menitipkan bekal akhirat kepada orang lain."

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

1 comments so far. What are your thoughts?

  1. hai''''semuany ap kbrni...mau cerita penggalaman,aq salah satu pengganguran tak punya kerja tetap tapi aq udah ber rumah tangga syukur udah punya anak 3.tapi aq slalu berusaha cr jalan untuk masalah ekonomi keluarga,aq temukan atas nama ki songo dgn noy,085217519919 atau blog dia di www.paranormal-kisongo.blogspot. com awalnya aq takut,penasaran dan takut berdosa ama yg kuasa tp aq cerita am beliau dan dia berikan saran,aq mulai percaya dan 3hari kemudian aq tunggu hasilnya betul nytah dan ada,berkat kisongo aq sekaran udah ada perubahan terima kasih ki,bg anda mau sperti aq slkn berurusan dgn aki yg pting anda sopan.wassalam

    ReplyDelete

 
back to top