“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi
orang-orang yang berpikir.” (QS Ali Imran {3} ; 190)
Bagi ulul albab (orang-orang
yang berpikir atau berakal), di balik fenomena alam ada sesuatu yang harus
diperhatikan. Di balik yang bisa dillihat, diraba, dan dirasa itu ada yang
menciptakan. Di balik alam ada Allah SWT Yang Maha Menentukan.
Keyakinan adanya Allah SWT di balik alam ini merupakan pokok ajaran Islam. Seseorang disebut beriman jika percaya kepada Allah. Sebaliknya, disebut kafir jika mengingkarinya.
Orang yang tidak beriman disebut kafir (ingkar) karena pada dasarnya tidak ada orang yang benar-benar tidak percaya adanya pencipta langit dan bumi. Logika siapapun mesti mempercayainya kecuali orang-orang yang ingkar atau menyembunyikan kebenaran.
Rasulullah Saw memberi penjelasan : "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulan berturut-turut yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Satu bulan lagi Rajab." (Riwayat Muslim)
Jadi, ada empat bulan di antara dua belas bulan yang disebut bulan haram (bulan suci). Kita wajib mengimani.
Mengapa disebut bulan suci? Pada empat bulan ini, sejam zaman jahiliyah telah ditetapkan tentang keharaman berperang dan saling menumpahkan darah. Pada bulan-bulan tersebut ada jeda, waktu istirahat perang, atau gencatan senjata.
Pada bulan tersebut umat manusia juga dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan. Pahalanya berlipat ganda. Sebaliknya, yang melakukan kejahatan akan dilipatgandakan dosanya.
Apa keistimewaan bulan Muharram sebagai bulan suci? Yang pertama dan paling utama adalah merupakan awal tahun hijriyah.
Allah SWT dan Rasul-Nya tidak mengajarkan ibadah tertentu dalam penyambutan awal tahun. Tidak ada sholat khusus seperti 'Idul Fitri atau 'Idul Adha. Meskipun demikian, mengambil hikmah dari pergantian tahun hijriyah tidak diharamkan. Bahkan kaum Muslimin bisa melakukan evaluasi diri, apakah di tahun yang telah di laluinya bertambah kebaikannya, sama saja, atau malah terjadi penurunan.
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Hasyr {59}; 18)
Evaluasi diri akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara menahan diri atau berpuasa. Itulah sebabnya, dianjurkan memperbanyak puasa di bulan Muharram.
Rasulullah Saw bersabda, "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah), yaitu Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam." (Riwayat Muslim)
Semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Aamin....
By : Ustadz Hamim Thohari
Be the first to reply!
Post a Comment