Jamaah Indonesia
dimanapun kalian berada, di era informasi ini, saat satu berita di satu belahan
bumi dapat tersebar ke belahan yang lain dalam hitungan detik, maka
kehati-hatian dalam berbicara, terlebih lagi di sosial media sangat perlu
diperhatikan. Kalau tidak, maka kita bisa menjadi korban berita palsu (#hoax),
atau menjadi pendusta tanpa merasa.
Ada beberapa yang penting kita pegang sebagai netizen muslim.
1. Tidak semua berita perlu dibaca. Berita yang tidak ada manfaatnya, baik bagi dunia maupun akhirat kita tidak perlu dibaca, apalagi sampai menghabiskan waktu untuk mengklarifikasi kebenarannya.
Membaca dan menganalisis berita ini bisa termasuk menyiakan waktu, padahal tiap detik usia kita adalah modal untuk beramal soleh. Modal itu terus berkurang tanpa manfaat berarti.
Apalagi kalau kita ikut menyebarkannya, berarti kita berkontribusi membuat orang lajn menyiakan umur mereka.
.
.
2. Jika berita tersebut penting, misal menyangkut nasib kita atau nasib umat, maka hendaknya kita memberi perhatian kepadanya. Hanya saja perlu disadari bahwa tidak semua berita yang sampai kepada kita itu benar.
Jika kita ikut-ikutan menyebarkannya, atau bersikap berdasarkan berita itu tanpa meneliti validitasnya, maka berarti kita menjatuhkan diri kita ke dalam keburukan. Sabda Nabi:
.
"Cukuplah seseorang disebut pendusta jika ia mengatakan semua yang ia dengar" (HR. Muslim)
Jika kita menjumpai berita yang agak aneh, too good to be true, too stupid to be held, sementara kita tidak memiliki waktu untuk mengeceknya, maka yang paling selamat adalah diam. Tidak mengikuti atau mengambil sikap secara gegabah. Allah Ta'ala berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban (QS. Al Israa 17:36) (bersambung)
.
.
.
Jadilah Cyber Army Muslim beradab!
Ada beberapa yang penting kita pegang sebagai netizen muslim.
1. Tidak semua berita perlu dibaca. Berita yang tidak ada manfaatnya, baik bagi dunia maupun akhirat kita tidak perlu dibaca, apalagi sampai menghabiskan waktu untuk mengklarifikasi kebenarannya.
Membaca dan menganalisis berita ini bisa termasuk menyiakan waktu, padahal tiap detik usia kita adalah modal untuk beramal soleh. Modal itu terus berkurang tanpa manfaat berarti.
Apalagi kalau kita ikut menyebarkannya, berarti kita berkontribusi membuat orang lajn menyiakan umur mereka.
.
.
2. Jika berita tersebut penting, misal menyangkut nasib kita atau nasib umat, maka hendaknya kita memberi perhatian kepadanya. Hanya saja perlu disadari bahwa tidak semua berita yang sampai kepada kita itu benar.
Jika kita ikut-ikutan menyebarkannya, atau bersikap berdasarkan berita itu tanpa meneliti validitasnya, maka berarti kita menjatuhkan diri kita ke dalam keburukan. Sabda Nabi:
.
"Cukuplah seseorang disebut pendusta jika ia mengatakan semua yang ia dengar" (HR. Muslim)
Jika kita menjumpai berita yang agak aneh, too good to be true, too stupid to be held, sementara kita tidak memiliki waktu untuk mengeceknya, maka yang paling selamat adalah diam. Tidak mengikuti atau mengambil sikap secara gegabah. Allah Ta'ala berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban (QS. Al Israa 17:36) (bersambung)
.
.
.
Jadilah Cyber Army Muslim beradab!
Sumber Berita :
@Indonesiabertauhid_Ig
Be the first to reply!
Post a Comment