بسم الله الرحمن الرحيم
al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:
"Cinta adalah kepergian hati mencari yang di cinta,
seraya lisannya terus-menerus menyebut yang di cinta. Adapun lisan senantiasa
menyebut yang di cinta, tak ragu lagi karena dirinya tengah dirundung cinta
yang teramat sangat, maka ia akan banyak menyebutnya".
(Madarijus Salikin: 3/15)
Cinta apakah yang dimaksud Ibnul Qayyim ini? Na'am, cinta
yang dimaksud tentu adalah cinta kepada Allah, dan seorang hamba yang shalih
jika rasa cinta kepada Allah telah bersemi di hatinya, maka sungguh hatinya
benar-benar akan bergejolak sembari lisannya senantiasa menyebut Yang di Cinta.
Allah berfirman ketika mensifati orang-orang yang beriman:
والذين ءامنوا أشد حبا لله
Dan orang-orang yang beriman itu SANGAT CINTA kepada Allah.
(al-Baqarah: 165)
Rasulullah pun menyebutkan salah satu dari tiga حلاوة الإيمان
(kelezatan iman), diantaranya:
أن يكون الله ورسوله أحب
إليه مما سواهما
Barang siapa yang menjadikan Allah & Rasul-Nya LEBIH IA
CINTAI dari selain keduanya.
(Riwayat Muslim no: 43)
Dan engkau bisa melihat, bagaimana mereka berebutan untuk
ISTISYHAD, dan engkau juga bisa melihat diantara yang ISTISYHAD itu ada
orang-orang yang cacat (maaf), diantara mereka ada yang meninggalkan harta,
tahta, jabatan, istri-istri, dan anak-anak serta orang tua. Apa sebabnya semua
ini? Kenapa mereka bisa seperti ini! Apakah ini yang dinamakan CINTA MATI...
Na'am, shahih, inilah yang dinamakan cinta mati, tapi kepada siapa? Tentu
kepada Rabb mereka Allah Azza wa Jalla, masya Allah.
Dan insyaAllah mereka adalah orang-orang yang Rabb mereka
berfirman:
وجوه يومئذ ناضرة
"Wajah-Wajah mereka pada hari itu berseri-seri".
Kenapa? Masya Allah, ternyata karena:
إلى ربها ناظرة
"Kepada Rabb-Nyalah mereka memandang".
(al-Qiyamah: 22-23)
Inilah keadaan seorang hamba yang tengah jatuh cinta,
sehingga cintanya ini pun bersemi di hatinya.
Ya Allah berikanlah kami anugerah ini. Aamiin.
Wallahu a'lam.
Be the first to reply!
Post a Comment