Jangan
Khawatirkan Rizkimu, Hilang Satu Sumber Rizkimu Masih Banyak Sumber Lainnya
– Para pembaca
yang dirahmati Allah, sebagai seorang Muslim, harusnya kita jangan
mengkhawatirkan rizki kita yang belum kita peroleh atau hilang dari diri kita.
Sebab bila hilang satu sumber rizki kita, insya Allah masih banyak lagi sumber
rizki yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ؕ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
“Dan tidak satu
pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah
rizkinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua
(tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” (QS. Hud 11 : 6)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ، وتَرُوْحُ بِطَانًا
“Dari Umar bin
Khatthab radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian bertawakkal kepada
Allâh dengan sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, sungguh kalian akan diberikan
rizki oleh Allâh sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari
burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam
keadaan kenyang.” (HR. Ahmad wa Tirmidzi)
Ibnu Qayyim
al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan:
“Curahkanlah
segenap pikiranmu untuk merenungkan apa saja yang diperintahkan Allah kepadamu.
Dan janganlah menyibukkan pikiranmu dengan rizki yang sudah dijamin untukmu.
Karena rizki dan ajal adalah dua hal yang sudah terjamin, selama masih ada sisa
ajal maka rizki pasti datang. Jika Allah -dengan kebijaksanaanNya- berkehendak
menutup salah satu jalan rizkimu, Dia -dengan rahmatNya- pasti membukakann
jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
Perhatikanlah
keadaan janin, makanan datang kepadanya berupa darah dari satu jalan, yaitu
pusar. Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rizki itu,
Allah bukakan baginya dua jalan rizki yang lain (yaitu dua puting ibunya). Dan
Allah mengalirkan untuknya pada dua jalan itu berupa rizki yang lebih baik dan
lebih lezat dari rizki yang pertama, yaitu rizki berupa susu murni yang lezat.
Lalu ketika masa
menyusui sudah selesai dan terputus dua jalan rizki tadi dengan cara
penyapihan, Allah membuka empat jalan rizki lain yang lebih sempurna dari yang
sebelumnya; yaitu dua jenis makanan dan dua jenis minuman. Dua makanan dari
jenis hewani dan nabati, juga dua jenis minuman yakni dari air dan susu beserta
segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.
Lalu ketika dia
meninggal dunia, terputuslah empat jalan rizki tadi. Namun Allah Subhanahu
membuka baginya delapan jalan rizki -jika dia termasuk hamba yang beruntung-,
berupa pintu-pintu surga yang berjumlah delapan yang dia boleh memasuki surga
itu dari mana saja dia kehendaki.
Dan begitulah
Allah Subhanahu, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu,
kecuali Dia memberikan sesuatu yang lebih utama dan lebih bermanfaat baginya.
Dan itu tidak diberikan kepada selain orang Mukmin, karenanya Dia
menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal
tersebut untuknya, dengan tujuan untuk memberinya bagian yang mulia dan
berharga.” [Al-Fawaaid karya Ibnul Qayyim halaman 57]
Be the first to reply!
Post a Comment