Bismillaah...
Pepatah arab mengatakan manusia adalah tempat salah dan
lupa.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, setiap manusia
banyak melakukan kesalahan dan sebaik-baik yang melakukan kesalahan adalah yang
banyak bertaubat.
Disini Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengecualikan siapapun dari manusia.
Bahkan para Nabi dan Rasulpun pernah melakukan kesalahan.
Nabi Adam pernah bersalah memakan pohon larangan, Nabi Ibrahim pernah merasa
bersalah karena bertauriyah (mengelak yang terkesan berbohong padahal tidak)
sakit saat diajak perayaan Jahiliyah kaumnya, juga tauriyah bahwa yang
menghancurkan berhala-berhala adalah berhala yang paling besar.
Nabi Yunus pernah Allah subhanahu wa ta'ala tegur karena
melarikan diri dari kaumnya. Nabi musa pernah bersalah saat membunuh orang
qibthi. Bahkan Nabi yang mulia Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun pernah
melakukan 3 kesalahan sebagaimana yang
Allah abadikan dalam Al-Quran yaitu permohonan ampun Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam untuk pamannya Abu Thalib (QS Taubah), Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam mengabaikan Abdullah Ummi Maktum yang buta karena sibuk mendakwahi
pemimpin Quraisy (QS. Abasa), dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih
memilih pendapat Abu Bakar ketimbang Umar dalam masalah tawanan perang (QS.
Al-Anfal).
Allah subhanahu wa ta'ala menegur beliau shallallahu
'alaihi wasallam langsung dengan menurunkan beberapa ayat-ayat Al-Quran. Maka
manusia selain mereka lebih mungkin untuk melakukan kesalahan.
Akan tetapi rahmat Allah subhanahu wa ta'ala begitu luas
dan membuka pintu taubat selebar-lebarnya kepada hamba-hambaNya, bahkan Allah
subhanahu wa ta'ala mengabarkan bahwa dia mencintai mereka para pelaku maksiat
dan dosa yang bertaubat.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dengan kelembutanNya
lewat lisan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, “Sesungguhnya Allah
subhanahu wa ta'ala senatiasa menerima taubat hamba-hambaNya selagi nyawa belum
dikerongkongan dan matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim)
Sungguh Allah subhanahu wa ta'ala telah mengampuni dan
memasukkan kedalam Surga seorang pembunuh 100 jiwa. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menceritakannya panjang lebar seperti yang dicantumkan Al-Bukhari dan
Muslim dalam kedua kitab shahihnya.
Allah subhanahu wa ta'ala juga akan mengampuni orang-orang
yang mengatakan Allah subhanahu wa ta'ala itu bagian dari tiga (trinitas).
Padahal mereka telah mengucapkan sebuah ucapan yang hampir-hampir langit runtuh
bumi terbelah, dan gunung-gunung berterbangan karena besarnya ucapan mereka
tersebut. Allah subhanahu wa ta'ala bahkan mengampuni mereka jika mereka mau
berhenti dari ucapannya dan bertaubat.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ
وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ * أَفَلا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ
وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan :
“Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti
dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka
akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada
Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (QS.
Al-Maidah [5]: 73-74)
Allah subhanahu wa ta'ala juga menawarkan taubat kepada
Ashabul Ukhdud yang telah membakar hidup-hidup ribuan wali-wali Allah. Sungguh
amat keji perbuatan mereka tetapi Allah subhanahu wa ta'ala justru menawarkan
taubat dan mengampuni mereka jika mau bertaubat.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ
لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada
orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak
bertaubat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab (neraka) yang
membakar.” (QS.
Al-Buruj [85]: 10)
Allah subhanahu wa ta'ala juga mengampuni seburuk-buruk
para pelaku kesyirikan dan kekufuran yaitu para tukang sihir Fir’aun. Mereka
melakukan sihir dari semenjak kecil dan boleh jadi sudah mendarah daging,
tetapi seketika Allah mengampuni mereka saat mereka bertaubat dengan bersujud
kepada Tuhannya Musa dan Harun, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam Al-Araf,
Thaha, dan Asy-Syuara.
Maka siapakah yang bisa menghalangi kasih sayang Allah
subhanahu wa ta'ala pada hamba-hamba yang bertaubat kepadaNya ?
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا
تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas atas diri mereka
sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah
mengampuni seluruh dosa-dosa, sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha
penyayang.” (QS.
Az-Zumar [39]: 53)
Wallahu a’lam....
Be the first to reply!
Post a Comment