Thursday, 16 March 2017

Luasnya Ampunan Allah


Bismillaah...

Pepatah arab mengatakan manusia adalah tempat salah dan lupa.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, setiap manusia banyak melakukan kesalahan dan sebaik-baik yang melakukan kesalahan adalah yang banyak bertaubat.

Disini  Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengecualikan siapapun dari manusia.

Bahkan para Nabi dan Rasulpun pernah melakukan kesalahan. Nabi Adam pernah bersalah memakan pohon larangan, Nabi Ibrahim pernah merasa bersalah karena bertauriyah (mengelak yang terkesan berbohong padahal tidak) sakit saat diajak perayaan Jahiliyah kaumnya, juga tauriyah bahwa yang menghancurkan berhala-berhala adalah berhala yang paling besar.

Nabi Yunus pernah Allah subhanahu wa ta'ala tegur karena melarikan diri dari kaumnya. Nabi musa pernah bersalah saat membunuh orang qibthi. Bahkan Nabi yang mulia Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun pernah melakukan 3 kesalahan sebagaimana  yang Allah abadikan dalam Al-Quran yaitu permohonan ampun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk pamannya Abu Thalib (QS Taubah), Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabaikan Abdullah Ummi Maktum yang buta karena sibuk mendakwahi pemimpin Quraisy (QS. Abasa), dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih memilih pendapat Abu Bakar ketimbang Umar dalam masalah tawanan perang (QS. Al-Anfal).

Allah subhanahu wa ta'ala menegur beliau shallallahu 'alaihi wasallam langsung dengan menurunkan beberapa ayat-ayat Al-Quran. Maka manusia selain mereka lebih mungkin untuk melakukan kesalahan.

Akan tetapi rahmat Allah subhanahu wa ta'ala begitu luas dan membuka pintu taubat selebar-lebarnya kepada hamba-hambaNya, bahkan Allah subhanahu wa ta'ala mengabarkan bahwa dia mencintai mereka para pelaku maksiat dan dosa yang bertaubat.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dengan kelembutanNya lewat lisan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala senatiasa menerima taubat hamba-hambaNya selagi nyawa belum dikerongkongan dan matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim)

Sungguh Allah subhanahu wa ta'ala telah mengampuni dan memasukkan kedalam Surga seorang pembunuh 100 jiwa. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakannya panjang lebar seperti yang dicantumkan Al-Bukhari dan Muslim dalam kedua kitab shahihnya.

Allah subhanahu wa ta'ala juga akan mengampuni orang-orang yang mengatakan Allah subhanahu wa ta'ala itu bagian dari tiga (trinitas). Padahal mereka telah mengucapkan sebuah ucapan yang hampir-hampir langit runtuh bumi terbelah, dan gunung-gunung berterbangan karena besarnya ucapan mereka tersebut. Allah subhanahu wa ta'ala bahkan mengampuni mereka jika mereka mau berhenti dari ucapannya dan bertaubat.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ * أَفَلا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan : “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Maidah [5]: 73-74)

Allah subhanahu wa ta'ala juga menawarkan taubat kepada Ashabul Ukhdud yang telah membakar hidup-hidup ribuan wali-wali Allah. Sungguh amat keji perbuatan mereka tetapi Allah subhanahu wa ta'ala justru menawarkan taubat dan mengampuni mereka jika mau bertaubat.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ

Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS. Al-Buruj [85]: 10)

Allah subhanahu wa ta'ala juga mengampuni seburuk-buruk para pelaku kesyirikan dan kekufuran yaitu para tukang sihir Fir’aun. Mereka melakukan sihir dari semenjak kecil dan boleh jadi sudah mendarah daging, tetapi seketika Allah mengampuni mereka saat mereka bertaubat dengan bersujud kepada Tuhannya Musa dan Harun, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam Al-Araf, Thaha, dan Asy-Syuara.

Maka siapakah yang bisa menghalangi kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala pada hamba-hamba yang bertaubat kepadaNya ?

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas atas diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa-dosa, sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Az-Zumar [39]:  53)


Wallahu a’lam....

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Post a Comment

 
back to top