Showing posts with label cerita. Show all posts
Showing posts with label cerita. Show all posts

Wednesday, 29 March 2017

Kisah Teladan Tentang Menutup Aib Saudaranya



Kisah ke-1

Dikisahkan, bahwa suatu haripara sahabat sedang berkumpul di masjid. Lalu terciumlah bau kentut diantara mereka, sehingga membuat para sahabat tidak tahan dengan bau tersebut, salah seorang dari mereka berdiri dan berkata, “Barangsiapa yang kentut, silakan bangun!!" Suasana jadi hening, tak seorang pun berdiri.

Ketika datang waktu Isya', mereka berkata, “Orang yang kentut pasti akan berwudhu' setelah ini. Orang itulah yg Kentut,”.

Setelah itu, para sahabat menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang keluar. Masih seperti tadi, tak seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya, karena malu.

Lalu Bilal bangun untuk mengumandangkan adzan. Kemudian Nabi Muhammad Berkata: “Tunggu dulu, aku belum batal, tapi aku hendak berwudhu' lagi,".

Lalu para sahabat pun ikut berwudhu' dan tidak diketahui siapa yang kentut waktu itu.
---------------------------------------------------------

Kisah ke-2 :

Usai sholat Ashar di Masjid Quba, seorang sahabat mengundang Nabi beserta jamaah untuk menikmati hidangan daging unta di rumahnya. Ketika sedang makan, tercium aroma tidak sedap.

Rupanya di antara yang hadirada yang buang angin. Para sahabat saling menoleh. Wajah Nabi sedikit berubah tanda tidak nyaman.

Maka tatkala waktu shalat Maghrib hampir masuk, sebelum bubar, Rasulullah berkata, "Barangsiapa yang makan daging unta, hendaklah ia berwudhu'!!".

Mendengar perintah Nabi tersebut, maka seluruh jamaah mengambil air wudhu. Dan terhindarlah aib orang yang buang angin tadi.

Sungguh, dalam diri Nabi Muhammad terdapat teladanyang baik bagi kita semua.
----------------------------------------------------------

Kisah ke-3

Kisah tentang menjaga perasaan saudara seiman pun juga terjadi pada seorang ulama, yaitu Syaikh Abdurrahman Hatim bin Alwan. Beliau merupakan salah satu ulama besar di Khurasan pada zamannya. Dikenal dengan Hatim Al A’sham, yang artinya "Hatim Si Tuli".

Suatu ketika ada seorang wanita yang datang menemui beliau. Namun, tanpa sengaja, wanita itu kentut dengan suara yang cukup keras. Wanita itu salahtingkah, menahan malu. Namun Syaikh Hatim malah pura-pura tuli, dan meminta si wanita mengulangi pertanyaannya.

Dengan sikap sang Syaikh tersebut, wanita itu pun merasa sedikit lega. Ia mengira Syaikh Hatim benar-benar tuli. Lalu mereka berbicara dengan saling meninggikan suara.

Wanita itu hidup selama 15 tahun setelah kejadian tersebut. Selama itu pula Syaikh Hatim pura-pura tuli. Hingga wanita itu meninggal,ia tak pernah tahu kepura-puraan Syaikh Hatim.

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳﻴّﺪﻧﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَ ﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪ


Mudah-mudahan ketiga kisah di atas menceritakan bagaimana seharusnya seorang Muslim menjaga kehormatan saudaranya. Bukan malah menertawakannya atau menyebarkan aibnya.

Abu Hurairah berkata, Nabi Bersabda :

ﻭَﻣَﻦْ ﺳَﺘَﺮَ ﻣُﺴْﻠِﻤﺎً ﺳَﺘَﺮَﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪِ ﻣَﺎ ﻛﺎَﻥَ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺃَﺧِﻴْﻪِ .

“...Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan tutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong saudaranya.”


WALLAHU A'LAM BISSAWAB

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:

Tuesday, 28 March 2017

Kaya Dan Miskin Itu Ujian, Untuk Ditambah Atau Disiksa


Bismillaah.

Orang jahiliyah menyangka bahwa mereka kaya itu tanda Allah cinta dan jika dia lagi miskin itu pertanda Allah tidak menyukainya. Lalu Allah membantah bahwa kaya-miskin itu bukan tanda suka-benci, tetapi ujian bagi mereka agar mereka bersyukur dan bersabar atau sebaliknya.

Allah subhanahu wa ta'ala menceritakan :

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata : ‘Tuhanku telah memuliakanku’. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata : ‘Tuhanku menghinakanku’. Bukan demikain!” (QS. Al-Fajr [89]: 15-16)

Dalil kaya-miskin ujian adalah :

Kami akan menguji kamu dengan keburukan (miskin) dan kebaikan (kaya) sebagai ujian (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Anbiya [21]: 35)

Mari kita menyimak kisah 3 orang yang Allah uji dengan harta.

Diriwayatkan dari abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Dahulu di masa Bani Isra’il ada tiga orang : belang (sopak), botak, dan buta. Allah menguji mereka, maka Allah mengutus seorang malaikat yang datang pada orang yang belang (sopak), lalu bertanya kepadanya, ‘Apa yang Anda inginkan?’ Jawabnya, ‘Warna yang bagus dan kulit yang indah, karena manusia menjauhiku.’ Maka ia diusap oleh malaikat sehingga hilanglah penyakitnya, dan berubah menjadi warna yang bagus dan kulit yang indah. Malaikat bertanya, ‘Harta apa yang Anda sukai?’ Jawabnya, ‘Onta.’ Maka diberinya onta bunting sambil dido’akan semoga Allah memberkahi untukmu."

"Kemudian malaikat datang kepada yang botak dan bertanya, ‘Apa yang Anda sukai?’ Jawabnya, ‘Rambut yang bagus dan hilangnya botakku ini, sebab orang selalu mengejekku.’ Maka diusap oleh malaikat itu dan langsung hilang botaknya serta tumbuh rambut yang bagus, lalu malaikat bertanya lagi, ‘Harta apa yang Anda sukai?’ Jawabnya, ‘Sapi.’ Maka diberinya sapi bunting sambil dido’akan, ‘Semoga Allah memberkahi untukmu.’

"Kemudian malaikat datang kepada yang buta dan bertanya, ‘Apa yang Anda sukai?’ Jawabnya, ‘Aku ingin sekiranya Allah mengembalikan penglihatan mataku supaya dapat melihat manusia.’ Maka diusap oleh malaikat lalu Allah mengembalikan penghlihatannya. Malaikat bertanya, ‘Kini harta apa yang Anda sukai?’ Jawabnya, ‘Kambing.’ Lalu diberinya kambing yang bunting. Berjalanlah beberapa lama sehingga masing-masing telah memiliki selembah onta, dan selembah sapi, dan selembah kambing."

"Kemudian malaikat itu kembali kepada orang yang dahulunya belang (sopak) itu seperti rupa dan keadaannya terdahulu (belang) dan berkata, ‘Saya seorang miskin yang terhenti karena pegunungan, maka tiada yang dapat menyampaikan aku ke tujuan kecuali pertolongan Allah kemudian bantuanmu, aku mohon kepadamu demi Allah yang memberimu warna yang indah, kulit yang bagus, serta harta kekayaan satu onta untuk menyampaikan aku ke tujuanku dalam bepergian ini.’ Jawabnya, ‘Hak-hak orang masih banyak.’ Lalu malaikat berkata, ‘Aku seperti kenal Anda. Tidakkah Anda dahulu belang sehingga dibenci manusia, miskin kemudian diberi kekaya­an oleh Allah?’ Jawabnya, ‘Sungguh aku mewarisi harta ini dari orang tua.’ Maka malaikat berkata, ‘Jika Anda dusta, semoga Allah mengembalikan Anda pada keadaan yang dahulu itu.’

"Kemudian malaikat mendatangi si (mantan) botak seperti rupa dan keadaannya terdahulu (botak) dan berkata seperti yang dikatakan kepada si belang. Ia pun menjawab seperti jawaban si belang sehingga malaikat berkata, ‘Jika Anda dusta, semoga Allah mengembalikan Anda pada keadaan yang dahulu itu.’

"Kemudian malaikat datang kepada si (mantan) buta dan berkata, ‘Saya seorang miskin yang terhenti karena pegunungan, maka tiada yang dapat menyampaikan aku ke tujuan kecuali pertolongan Allah kemudian bantuanmu, aku mohon kepadamu demi Allah yang mengembalikan penglihatanmu seekor kambing untuk menyampaikan aku ke tujuanku dalam bepergian ini.’ Jawabnya, ‘Benar dahulu aku buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatanku dan miskin kemudian Allah mengkayakan aku, maka kini ambillah sesukamu, demi Allah aku takkan melarangmu mengambil sesuatu yang Anda ambil karena Allah.’ Maka malaikat itu berkata, ‘Tahanlah hartamu, sebenarnya kalian bertiga sedang diuji oleh Allah. Allah ridha kepadamu dan murka pada kedua kawanmu.’”   (HR. Al-Bukhari no. 3464 dan Muslim no. 2964)


Wallahu a’lam.

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:

Perbedaan Antara Hutang Dan Kerjasama


Adik : Gimana kabarnya mbak?
MbakSehat dek, alhamdulillah.

AdikIni saya selain silaturahmi juga ada perlu mbak.
MbakApa apa dek...apa yang bisa tak bantu.

AdikAnu..kalau ada uang 20juta saya mau pinjam.
MbakDua puluh juta? Banyak sekali. Untuk apa dek?

AdikTambahan modal mbak. Dapat order agak besar, modal saya masih kurang. Bisa bantu mbak?
MbakMmm..mau dikembalikan kapan ya?

AdikInsyaAllah dua bulan lagi saya kembalikan.
MbakGitu ya. Ini mbak ada sih 20juta. Rencana untuk beli sesuatu. Tapi kalau dua bulan sudah kembali ya gak apa-apa, pakai dulu aja.

AdikWah, terimakasih mbak.
MbakIni nanti mbak dapat bagian dek?

AdikBagian apa ya mbak?
MbakYa kan uangnya untuk usaha, jadi kan ada untungnya tuh. Naa..kalau mbak enggak kasih pinjem kan ya gak bisa jalan usahamu itu, iya kan?
*tersenyum penuh arti*

AdikOh, bisa-bisa. Boleh saja kalau mbak pengennya begitu. Nanti saya kasih bagi hasil mbak.
MbakBesarannya bisa kita bicarakan. Lha, gitu kan enak. Kamu terbantu, mbak juga dapat manfaat.

AdikTapi akadnya ganti ya mbak. Bukan hutang piutang melainkan kerjasama.
MbakIyaa..gak masalah. Sama aja lah itu. Cuman beda istilah doang.

AdikBukan cuma istilah mbak, tapi pelaksanaannya juga beda.
MbakMaksudnya??

AdikJadi gini mbak: kalau akadnya hutang, maka jika usaha saya lancar atau tidak lancar ya saya
tetap wajib mengembalikan uang 20juta itu. Tapi jika akadnya kerjasama, maka kalau usaha saya lancar, mbak akan dapat bagian laba. Namun sebaliknya, jika usaha tidak lancar atau merugi maka mbak juga turut menanggung resiko. Bisa berupa kerugian materi→uangnya tidak bisa saya kembalikan, atau rugi waktu→ kembali tapi lama.

MbakWaduh, kalau gitu ya mending uangnya saya deposito kan tho dek: gak ada resiko apa2, uang utuh, dapat bunga pula.

AdikItulah riba mbak. Salah satu ciri2nya tidak ada resiko dan PASTI untung.

MbakTapi kalau uangku dipinjam si A untuk usaha ya biasanya aku dapet bagi hasil kok dek. 2% tiap bulan. Jadi kalau dia pinjam 10juta selama dua bulan, maka dua bulan kemudian uangku
kembali 10juta+400ribu.

AdikItu juga riba mbak. Persentase bagi hasil ngitungnya dari laba, bukan berdasar modal yang disertakan. Kalau berdasar modal kan mbak gak tau apakah dia beneran untung atau tidak.

Dan disini selaku investor berarti mbak tidak menanggung resiko apapun donk. Mau dia untung atau rugi mbak tetep dapet 2%. Lalu apa bedanya sama deposito?

MbakDia ikhlas lho dek, mbak gak matok harus sekian persen gitu kok.

AdikMeski ikhlas atau saling ridho kalau tidak sesuai syariat ya dosa mbak.

Mbak : Waduh...syariat kok ribet bener ya.

AdikYa karena kita sudah terlanjur terbiasa dengan yang keliru mbak. Memang butuh perjuangan untuk mengikuti aturan yang benar. Banyak kalau tidak berkah bikin penyakit lho mbak...hehe...

MbakHmmm...ya sudah, ini 20juta nya hutang aja. Mbak gak siap dengan resiko kerjasama. Nanti dikembalikan dalam dua bulan yaa.

AdikIya mbak. Terimakasih banyak mbak. Meski tidak mendapat hasil berupa materi tapi insyaAllah mbak tetap ada hasil berupa pahala.
Amiiin..


Kl cuma bicara anti riba.... burung beopun juga bisa.

Kl cuma diskusi masalah ekonomi umat... ngbrol sama balita yg baru belajar bicara jauh lebih menarik.

Ayuuu hidupkan ekonomi mikro.. berikan pancingan bukan ikan.

investasi dunia akhirat

Notes : perhatikan dlm bisnis akad kerjasama kah?? Atau akad peminjaman uang.. ini 2 hukum islam yg berbeda dn efeknya pun di dunia dan akhirat juga berbeda.

“… Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS.Al-baqarah:275)

Sebenarnya apa sih tujuan islam melarang riba? Seharusnya khan asal saling sepakat, saling rela, tidak kena dosa?

Hukum islam itu dibuat untuk mengatur agar manusia mendapatkan kemaslahatan sebesar-besarnya tanpa manusia merugikan siapapun sekecil-kecilnya.

Mari kita bahas contoh LABA dan RIBA agar anda mudah untuk memahami dengan bahasa yang umum:

1. Saya membeli sebuah sepeda motor Rp. 10 Juta dan saya hendak menjual dengan mengambil untung dengan bunga 1% perbulan untuk jangka waktu pembayaran 1 tahun. Transaksi seperti ini tergolong transaksi RIBAWI.

2. Saya membeli sepeda motor Rp. 10 juta, dan saya hendak menjual secara kredit selama setahun dengan harga Rp. 11.200.000,-. Transaksi ini termasuk transaksi SYARIAH.

Apa bedanya? Khan kalau dihitung2 ketemunya sama Untungnya Rp. 1.200.000?

📝

Mari kita bahas kenapa transaksi pertama riba dan transaksi kedua syar'i.

*TRANSAKSI PERTAMA RIBA,* karena:

1. Tidak ada kepastian harga, karena menggunakan sistem bunga. Misal dalam contoh diatas, bunga 1% perbulan. Jadi ketika dicicilnya disiplin memang ketemunya untungnya adalah Rp. 1.200.000,-. Tapi coba kalau ternyata terjadi keterlambatan pembayaran, misal ternyata anda baru bisa melunasi setelah 15 bulan, maka anda terkena bunganya menjadi 15% alias labanya bertambah menjadi Rp. 1.500.000,-.

Jadi semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk melunasi utang, semakin besar yang harus kita bayarkan.

Bahkan tidak jarang berbagai lembaga leasing ada yang menambahi embel2 DENDA dan BIAYA ADMINISTRASI, maka semakin riba yang kita bayarkan. Belum lagi ada juga yang menerapkan bunga yang tidak terbayar terakumulasi dan bunga ini akhirnya juga berbunga lagi.

2. Sistem riba seperti diatas jelas2 sistem yang menjamin penjual pasti untung dengan merugikan hak dari si pembeli. Padahal namanya bisnis, harus siap untung dan siap rugi.

*TRANSAKSI KEDUA SYARIAH,* karena:

1. Sudah terjadi akad yang jelas, harga yang jelas dan pasti. Misal pada contoh sudah disepakati harga Rp. 11.200.000,- untuk diangsur selama 12 bulan.

2. Misal ternyata si pembeli baru mampu melunasi utangnya pada bulan ke-15, maka harga yang dibayarkan juga masih tetap Rp. 11.200.000,- tidak boleh ditambah. Apalagi diistilahkan biaya administrasi dan denda, ini menjadi tidak diperbolehkan.

Kalau begitu, si penjual jadi rugi waktu dong? Iya, bisnis itu memang harus siap untung siap rugi. Tidak boleh kita pasti untung dan orang lain yang merasakan kerugian.

Nah, ternyata sistem islam itu untuk melindungi semuanya, harus sama hak dan kewajiban antara si pembeli dan si penjual. Sama-sama bisa untung, sama-sama bisa rugi. Jadi kedudukan mereka setara. Bayangkan dengan sistem ribawi, kita sebagai pembeli ada pada posisi yang sangat lemah.

Nah, sudah lebih paham hikmahnya Alloh melarang RIBA?

Kalau menurut anda informasi ini akan bermanfaat untuk anda dan orang lain, silakan share status ini, untuk menebar kebaikan.

Dakwah anda hanya dengan meng-KLIK SHARE/BAGIKAN, maka anda akan mendapatkan pahala dari orang yang membaca dari share anda, dan juga jika dishare lagi anda akan mendapatkan pahala dari orang yang membaca dari share kawan anda.

Mungkin lebih tepatnya MULTI LEVEL PAHALA, Hehehe


Semoga bermanfaat

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:

Tuesday, 21 March 2017

Keluhan Seorang Hamba


Ketika aku katakan :

"Hamba di sakiti."

Engkau menjawab :

قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ

 أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ  ۚ  إِنَّ

 اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا  ۚ  إِنَّهُ ۥ  هُوَ

 الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
[QS. Az-Zumar : 53]

Ketika aku katakan :

"Tak ada yg mengerti kegalauan hati hamba."

Engkau menjawab :

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ

 اللَّهِ  ۗ  أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
[QS. Ar-Ra'd : 28]

Ketika aku katakan :

"Begitu banyak orang yang menyakiti hamba."

Engkau menjawab:

فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ...

"...Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka...."
[QS. Ali 'Imran : 159]

Ketika aku katakan :

"Hamba sangat kesepian."

Engkau menjawab :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسٰنَ وَنَعْلَمُ مَا

 تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُ ۥ   ۖ  وَنَحْنُ أَقْرَبُ

 إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ.

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya."
[QS. Qaf : 16]

Ketika aku katakan :

"Dosa hamba melimpah."

Engkau menjawab :

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا

 أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا

 لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ

 وَلَمْ يُصِرُّوا عَلٰى مَا فَعَلُوا وَهُمْ

 يَعْلَمُونَ.

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah.? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui."
[QS. Ali 'Imran : 135]

Ketika aku katakan :

"Jangan tinggalkan hamba."

Engkau menjawab :

فَاذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِى وَلَا

 تَكْفُرُونِ.

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
[QS. Al-Baqarah : 152]

Ketika aku katakan :

"Masalah hamba sangat banyak."

Engkau menjawab :

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ ۥ  مَخْرَجًا.

"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya."
[QS. At-Talaq : 2]

Ketika aku katakan :

"Impian hamba banyak yang tidak menjadi nyata."

Engkau menjawab :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ  ۚ

 إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى

 سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ.

Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."

[QS. Ghafir : 60].

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:

Thursday, 16 March 2017

Surat Akhwat Kepada Moduser Bekedok Ta'aruf


Afwan jika artikel yang saya upload ini sedikit berbeda, ini berdasarkan penelitian, pengamatan serta pengalaman teman saya yang ditipu ikhwan berkedok ta'aruf dan mungkin juga ukhti di luar sana juga pernah merasakan taa’ruf, inilah ungkapan saya sebagai akhwat dan mungkin sedikit ungkapan yang sejujurnya dan saya pun disini tidak sedang mencampuri urusan orang lain, tapi hanya ingin memposisikan diri sebagai seorang saudara yang wajib hukumnya untuk mengingatkan saudaranya yang mungkin salah langkah.

Bila saya salah, atau artikel ini tak berkenan, mohon maaf. Itu saatnya saya untuk dikritisi. Saya ingin bicara atas nama wanita, terlebih para akhwat. Tolong untuk para ikhwan (atau yang merasa sebagai muslim).

Wanita adalah makhluk yang sempit akal dan mudah terbawa emosi. Terlepas bahwa saya tidak suka pernyataan tersebut, tetapi itulah fakta. Sangat mudah membuat wanita bermimpi.

Tolong, berhentilah memberi angan-angan kepada kami. Mungkin kami akan cuek kalau disapa. Atau membuang muka kalau dipuji. Namun, jujur saja, ada perasaan bangga. Bukan suka pada antum (mungkin) namun suka karena diperhatikan “lebih”.

Diantara kami, ada golongan Maryam yang pandai menjaga diri. Tetapi tidak semua kami mempunyai hati suci. Jangan antum tawarkan sebuah ikatan bernama ta’aruf bila antum benar-benar belum siap akan konsekuensinya. Sebuah ikatan ilegal yang bisa jadi berumur tak cuma dalam hitungan bulan tetapi menginjak usia tahun, tanpa kepastian kapan akan dilegalkan.

Tolong, pahami arti cinta seperti pemahaman Umar Al Faruq : seperti induk kuda yang melangkah hati-hati karena takut menginjak anaknya (afwan, bener ini ya riwayatnya?). Bukan mengajak kami ke bibir neraka. Dengan sms-sms mesra, telepon sayang, hadiah-hadiah ungkapan cinta dan kunjungan pemantapan yang dibungkus sebuah label : ta’aruf.

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri. Menjaga amal kami tetap tertuju pada-NYA. Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan buat laki-laki baik.

Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu! Ada beda persahabatan sebagai saudara, dengan hati yang sudah terjangkiti virus. Beda itu bernama “rasa” dan “pemaknaan”

Bukan, bukan seperti itu yang dicontohkan Rasulullah! Antum memang bukan Mush’ab. Antum juga tak sekualitas Yusuf 'alaihissalam. Tetapi antum bukan Arjuna dan tak perlu berlagak seperti Casanova karena Islam sudah punya jalan keluar yang indah. Segeralah menikah atau jauhi wanita dengan puasa!

Saudariku, sahabatku, ukhty muslimah, sesungguhnya ta’aruf bukanlah sebuah permainan, bukan sekedar coba-coba, dan bukan sekedar perkiraan.

“hmm..siapa tau cocok…”
“hmm…siapa tau jodoh…”
“siapa tau…”siapa tau…’’
Atau bahkan…” Hmm….lumayanlah…buat hepi-hepian…” Astaghfirullah.

Sungguh, ta’aruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu !!

Bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH, OLEH ISLAM, adalah sebuah permainan iseng, permainan coba-coba, dan sebuah kesenangan terselubung??

Bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN, justru tanpa disadari masuk dalam PACARAN tersebut.

Bagaimana mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci, suatu ikatan yang mahal harganya, sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa saja, siapa saja yang mau, siapa saja yang ada, atau sebuah iseng-iseng berhadiah…??

Dengan perkataan…“coba ah...sama dia…siapa tau...hehehe..??!!”

TA’ARUF BUKAN HAL-HAL REMEH TEMEH SEPERTI ITU !!
TA’ARUF ITU SUNGGUH SUCI…!!

Sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya. Saya bukan siapa-siapa, bahkan saya adalah orang yang sangat-sangat awam dengan masalah ini.

Tapi…sungguh miris hati saya ketika melihat realita taaruf seakan jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran…!!
Akibatnya…?? Ta’aruf tiada bedanya dengan pacaran…??
Lalu…?? Ta’aruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan “selimut Islami…”

Jika pacaran yang dibicarakan adalah…(hmm..mungkin ..^^)
“sayang…ketemuan yuk…”

Jika taaruf… “ukhty…sholat tahajud dulu…??”

Jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan…“sayang…aku cinta kamu…”

Ta’aruf … “ukhty…sungguh hati ini mencintaimu karena Allah…????”

Sms-sms penuh perhatian…tiap hari…tiap jam…Telepon-telepon mengobrol kehidupan sehari-hari.....Chatting...YANG DIBICARAKAN…?? hmm..tidak jauh beda…!!!

Kiranya semuanya telah tahu...bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki…

Namun…saya wanita…dan ukhty pun wanita…tapi kita juga tau…bahwa perhatian laki-laki…kasih sayangnya…sikap melindunginya...kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita…

Mungkin kami para akhwat pada awalnya akan berkata…
“iih…iseng bgt sih…”
“nyebelin…”
“ganjen…”
“Nakal…”
“ngapain sih ngajak-ngajak taarufan nggak jelas..”

TAPI….kita semua juga tau….Cinta itu tumbuh karena terbiasa…

Terbiasa dekat…
Terbiasa ada…
Terbiasa bersama…
Terbiasa berantem..hhe.. ^^
Terbiasa saling menyapa…
Terbiasa diberi perhatian…
Terbiasa saling mengobrol…hmm…

Cinta itu teramat bening…
Saat ini tiada apapun…namun perlahan…tanpa kita sadari…dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita...menguasai kita…

Awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya…
Terganggu oleh sms-sms isengnya….
Terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya….

Namun…tanpa kita sadari…
Saat ia tiada…
Saat sms tak kunjung tiba…
Saat telepon tak berdering lama….
Akan ada perasaan kehilangan….
Setiap saat melihat ke HP...menunggu deringnya…
Setiap saat melongok ke komputer…menunggu onlinenya…

Dan itukah?  itukah saudariku ?? yang dinamakan dengan…”MENCINTAI KARENA ALLAH…??”
Itukah??
itukah??

Ya akhi…para ikhwan….
Sungguh hati wanita ini lemah….
Hati wanita itu mudah terjangkiti virus….

Dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta…
Bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu…menginnginkan adanya kebersamaan…
Merindukan adanya kasih yang tanpa akhir…
Sementara….KITA BELUM HALAL….!!!!!! DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL….!!!!!!

Sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu…??? Sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu…??? Sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu…??? mulai berharap padamu…???

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri. Menjaga amal kami tetap tertuju pada-NYA. Karena janji Alloh itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.

Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu!

Ya akhi.. Ya ikhwan.. Calon pemimpin kami di masa depan….
Jika engkau benar-benar serius...mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu…?? Bersembunyi dibalik HPmu…??? Bersembunyi dalam kata-katamu…??

Kita sudah lelah dengan semua itu…
Sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE…
Yang hanya berani di dunia maya…
Yang hanya berani di dunia sms…

Dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok….

Jika engkau memang sungguh serius…
DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI…!!
JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG…!! DIHADAPAN KAMI…!!
JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG….!!

Kami wanita ingin pemimpin yang berani….
Kami wanita yang ingin menjaga diri…
Kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu…janji gombal….
Kami wanita yang ingin laki-laki yang halal….
DENGARLAH AKHI…KAMI WANITA YANG BERBEDA…!!

PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN….
DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA…!!

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.


Allahumma arinal haqqa haqqa war zuqnaj tiba’ah wa arinal bathila bathila war zuqnaj tinabah

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:

Wednesday, 15 March 2017

Sistem Pendidikan Terbaik


Sekitar Empat tahun yang lalu tepatnya di awal Ramadhan 1433 H Saya mengikuti kuliah subuh di Masjid dekat rumah. Ustadz yang berceramah menceritakan kisah nyata dari seorang rektor salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang sedang mencari sistem pendidikan terbaik yang dapat menghasilkan dan mencetak generasi yang cerdas, bermartabat dan bisa bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Untuk mencari sistem pendidikan terbaik, rektor tersebut pergi ke Timur Tengah untuk meminta nasihat dari seorang ulama terkemuka di sana. Ketika bertemu dengan ulama yang ingin ditemuinya, lalu dia menyampaikan maksudnya untuk meminta saran bagaimana menciptakan sistem pendidikan terbaik untuk kampus yang dipimpinnya saat ini.

Sebelum menjawab pertanyaan dari rektor, ulama tersebut bertanya bagaimana sistem pendidikan saat ini di Indonesia mulai dari tingkat bawah sampai paling atas?
Rektor menjawab, "paling bawah mulai dari SD selama  6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, D3 3 tahun atau S1 4 tahun, S2 sekitar 1.5 - 2 tahun, dan setelah itu S3 untuk yang paling tinggi.

Jadi untuk sampai S2 saja butuh waktu sekitar 18 tahun ya? Tanya Sang Ulama.
Iya, jawab rektor tersebut.
Lalu bagaimana jika hanya lulus sampai di SD saja selama 6 tahun, pekerjaan apa yang akan bisa didapat? Tanya kembali Sang Ulama.
Kalau hanya SD paling hanya buruh lepas atau tukang sapu jalanan, tukang kebun dan pekerjaan sejenisnya. Tidak ada pekerjaan yang bisa diharapkan jika hanya lulus SD di negeri Kami. Jawab si rektor.

Jika Lulus SMP bagaimana?
Untuk SMP mungkin jadi office boy (OB) atau cleaning service, jawab kembali si rektor. Kalau SMA bagaimana?
Kalau lulus SMA masih agak mending pekerjaan nya di negeri Kami, bisa sebagai operator di perusahaan-perusahaan, lanjut si rektor.

Kalau lulus D3 atau S1 bagaimana? Bertanya kembali Sang Ulama. Klo lulus D3 atau S1 bisa sebagai staff di kantor dan S2 bisa langsung jadi manager di sebuah perusahaan, kata si rektor.

Berarti untuk mendapatkan pekerjaan yang enak di negeri Anda minimal harus lulus D3/S1 atau menempuh pendidikan selama kurang lebih 15-16 tahun ya? Tanya kembali sang Ulama. Iya betul, jawab si rektor.

Sekarang coba bandingkan dengan pendidikan yang Islam ajarkan. Misal selama 6 tahun pertama (SD) hanya mempelajari dan menghapal Al-Qur'an, apakah bisa hapal 30 juz? Tanya Sang Ulama. Inshaa Alloh bisa, jawab si rektor dengan yakin. Apakah ada hafidz Qur'an di negeri Anda yang bekerja sebagai buruh lepas atau tukang sapu seperti yang Anda sebutkan tadi untuk orang yang hanya Lulus SD? Kembali tanya Sang Ulama. Tidak ada, jawab si rektor.

Jika dilanjut 3 tahun berikutnya mempelajari dan menghapal hadis apakah bisa menghapal ratusan hadis selama 3 tahun? Bisa, jawab si rektor. Apakah ada di negara Anda orang yang hapal Al-Qur'an 30 juz dan ratusan hadis menjadi OB atau cleaning service? Tidak ada, jawab kembali si rektor.

Lanjut 3 tahun setelah itu mempelajari tafsir Al-Qur'an, apakah ada di negara Anda orang yang hafidz Qur'an, hapal hadis dan bisa menguasai tafsir yang kerjanya sebagai operator di pabrik? Tanya kembali ulama tersebut. Tidak ada, jawab si rektor. Rektor tersebut mengangguk mulai mengerti maksud sang ulama.

Anda mulai paham maksud Saya? Ya, jawab si rektor.

Berapa lama pelajaran agama yang diberikan dalam seminggu? Kurang lebih 2-3 jam, jawab si rektor.

Sang ulama melanjutkan pesannya kepada si rektor, jika Anda ingin mencetak generasi yang cerdas, bermartabat, bermanfaat bagi bangsa dan agama, serta mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus nanti, Anda harus merubah sistem pendidikan Anda dari orientasi dunia menjadi mengutamakan orientasi akhirat karena jika Kita berfokus pada akhirat inshaa Alloh dunia akan didapat. Tapi jika sistem pendidikan Anda hanya berorientasi pada dunia, maka dunia dan akhirat belum tentu akan didapat.

Pelajari Al-Qur'an karena orang yang mempelajari Al-Qur'an, Alloh akan meninggikan derajat orang tersebut di mata hamba-hambaNya. Itulah sebabnya Anda tidak akan menemukan orang yang hafidz Qur'an di negara Anda atau di negara manapun yang berprofesi sebagai tukang sapu atau buruh lepas walaupun orang tersebut tidak belajar sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi karena Alloh yang memberikan pekerjaan langsung untuk para hafidz Qur'an. Hafidz Qur'an adalah salah satu karyawan Alloh dan Alloh sayang sama mereka dan akan menggajinya lewat cara-cara yang menakjubkan. Tidak perlu gaji bulanan tapi hidup berkecukupan.

Itulah pesan Sang Ulama kepada rektor tersebut. Mari kita didik diri dan keluarga kita agar senantiasa selalu membaca, mempelajari, dan menghapal Al-Qur'an agar hidup kita dimudahkan dan berkecukupan. Totalitas menjadi karyawan Alloh bukan hanya karyawan dari seorang manusia.

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:

Sunday, 12 March 2017

Kisah Si Kaya Dan Si Miskin


Surat Al-Kahfi adalah surat dalam Alquran yang terdapat kisah-kisah hikmah. Dan itu tampak dari sebagian besar ayat-ayatnya. Setidaknya ada empat kisah utama dalam surat ini: kisah Ashhabul Kahfi, kisah pemilik dua kebun, kisah Nabi Musa ‘alaihissalam, dan kisah Dzul Qarnain.  faidah dari kisah Pemilik Dua Kebun. Kisah yang Allah cantumkan antara ayat 32 hingga 44 dari surat Al-Kahfi.

Tidak didapatkan hadits shahih dari Nabi ﷺ yang bercerita kepada kita tentang kisah ini. Maklumat yang kita miliki hanyalah Alquran saja. Karena itu, akan dijabarkan satu per satu ayat Alquran sebagai perangkat cerita,

Alquran mengisahkan tentang dua orang lelaki di zaman dulu. Keduanya bersahabat. Yang satu beriman. Dan temannya ingkar. Alquran tak menerangkan siapa mereka. Namanya. Di zaman siapa mereka hidup. Dimana tempat mereka hidup. Semua disamarkan. Jadi, kita tak tahu siapa mereka. dimana mereka hidup. Dan di zaman apa mereka ada.

Orang yang beriman dalam kisah ini, Allah ﷻ uji dengan kesempitan hidup. Sedikit rezeki, harta, dan barang yang ia miliki. Tapi Allah memberinya nikmat terbesar, yaitu nikmat iman, yakin, dan ridha dengan takdir Allah. Serta berharap surga yang ada di sisi-Nya. Nikmat ini lebih utama dari harta dan materi yang fana.

Temannya yang ingkar, Allah uji dengan kelapangan rezeki. Kemudahan duniawi. Dan Allah beri untuknya harta dan materi yang melimpah. Allah uji dia, apakah bersyukur atau malah kufur. Apakah rendah hati atau malah menyombongkan diri.

Allah mengaruniai yang ingkar dengan dua kebun. Alquran menyebutkan tentang dua kebunnya sebagai berikut:

جَعَلْنَا لأحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِن أعنابٍ وحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وجَعَلْنَا بينهما زَرْعًا * كِلتا الجنَّتَيْن آتتْ أُكُلَهَا ولم تَظْلِم منه شَيئًا وفَجَّرْنَا خلالهما نَهَرًا * وكان لهُ ثَمَرٌ

Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 32-34).

Si kafir memiliki dua buah kebun anggur. Pohon-pohon kurma mengelilingi kebunnya sebagai pagar. Di antara dua kebun itu, ada ladang. Allah alirkan air ke kebun itu. Saat panen, ia merasakan limpahan anggur, kurma, dan hasil ladang. Ia kaya, menikmati hasil panennya.

Dengan penataan kebun yang hebat ini, ia pun berbangga. Ia memiliki ilmu dalam mengatur dan memaksimalkan lahan. Ia mampu menggabungkan tanaman yang berbeda dengan susunan rapi, serta irigasi yang baik. Ditambah lagi, dengan perawatannya, ia bisa panen dengan maksimal. Ia pun masuk ke dalam kebun dengan congkak, padahal ia menzhalimi dirinya sendiri. Ia ingkar dengan anugerah Rabbnya. Dan sombong pada orang lain.

Ia berkata,

فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا

Maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 34).

Tak hanya itu, kenikmatan harta dan pengikut telah membuatnya lupa. Ia sangka miliknya itu kekal. Padahal bagaimana bisa sesuatu yang fana menjadi abadi. Ia berkata,

وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَٰذِهِ أَبَدًا


Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 35).

Harta dan materi yang ia miliki benar-benar membuatnya tenggelam.

وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَىٰ رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا

Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 36).

Demikianlah perasaan seseorang ketika merasakan puncak kuasa dan kaya. Ia pongah. Menyangka karunia harta adalah bukti Allah sayang padanya. Sehingga ia mengira di akhirat akan mendapatkan kedudukan serupa. Atau lebih baik lagi.

Temannya yang beriman mengajaknya ingat kepada Allah. Berusaha menyelamatkan sang teman yang merasa sudah di awang-awang. Terbang, lupa daratan.

قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا

Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya — sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? (QS:Al-Kahfi | Ayat: 37).

Temannya berusaha mengingatkan agar beriman kepada Allah. Bersandar dan berserah diri pada-Nya. Bukan berserah diri, mengandalkan harta dan pengikut yang ia miliki. Terkadang, seorang yang memiliki kelebihan harta dan popularitas mengatakan, “Mudah, bisa diurus.” Karena apa? Karena ia menganggap dengan materi semuanya bisa diselesaikan dan diatur karena bisa menundukkan orang lain.

Temannya melanjutkan,

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا

Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 39).

Manusia itu asalnya sama. Pengaturan banyak sedikitnya harta, bukan hasil daya upaya manusia. Di dunia, manusia hanya memainkan peran sebagai orang kaya atau orang miskin. Ketika berperan sebagai orang kaya, gunakan untuk kebaikan, bukan malah sombong, karena ini cuma peranan. Ketika miskin, jangan sampai kehilangan iman. Dan bersabar. Nanti ada ‘upah’ setelah memainkan peranan dengan baik.

فَعَسَىٰ رَبِّي أَنْ يُؤْتِيَنِ خَيْرًا مِنْ جَنَّتِكَ وَيُرْسِلَ عَلَيْهَا حُسْبَانًا مِنَ السَّمَاءِ فَتُصْبِحَ صَعِيدًا زَلَقًا * أَوْ يُصْبِحَ مَاؤُهَا غَوْرًا فَلَنْ تَسْتَطِيعَ لَهُ طَلَبًا

Maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin. atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi”. (QS:Al-Kahfi | Ayat: 40-41).

Sesuatu yang lebih baik dari kebunmu” ini maksudnya adalah bagian di akhirat kelak. Dan engkau karena kesombonganmu, yang menyangka kebunmu ini abadi, berbuat congkak tapi malah menyangka dapat bagian lebih baik di akhirat, semoga Allah memberi pelajaran dengan membuat kebunmu hancur. Mudah-mudahan engkau tersadar, sehingga membuatmu kembali mengingat Allah.

وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَىٰ مَا أَنْفَقَ فِيهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَدًا

Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: “Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”. (QS:Al-Kahfi | Ayat: 42).

Tak ada yang mustahil bagi Allah. Tak ada seorang pun yang mampu mencegah Allah melakukan kehendak-Nya. Anak, istri, atau siapapun, takkan mampu menolong seseorang dari hukuman Allah.

وَلَمْ تَكُنْ لَهُ فِئَةٌ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مُنْتَصِرًا

Dan tidak ada bagi dia segolonganpun yang akan menolongnya selain Allah; dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 43).

Demikianlah kisah yang penuh hikmah ini. Kisah nyata yang pernah terjadi. Agar kita tidak meniru yang salah dan tidak lagi mengulangi. Sesungguhnya Allah Maha Mampu dan Maha Perkasa. Kami tutup kisah ini dengan hadits Nabi ﷺ agar kita bisa memahami perbandingan nikmat iman dan nikmat dunia.

إن الله يعطي الدنيا من يحب ومن لا يحب ولا يعطي الدين إلا من يحب

Sesungguhnya Allah memberi dunia kepada siapa yang Dia cinta dan juga pada yang Dia benci. Tapi Dia tidak memberi nikmat agama ini (Islam dan iman), kecuali hanya pada orang yang Dia cintai.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak-nya)

Tafsiran ayat diambil dari Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Baghawy

Wallahua'lam bishowab

Romeltea Media
Hikmah Santri Updated at:

 
back to top